10 Gaya Hidup Minimalis Jepang dan Manfaatnya yang Besar

10 Gaya Hidup Minimalis Jepang dan Manfaatnya yang Besar
Ilustrasi gaya hidup minimalis Jepang (Foto: Canva Pro)

gaung.co.id — Tren gaya hidup minimalis Jepang menjadi salah satu gaya hidup yang layak untuk ditiru dan diaplikasikan sehari-hari. Bagaimana bentuknya?

Belakangan ini, gaya hidup minimalis memang sedang menjadi tren yang cukup populer. Di kalangan Gen Z, misalnya, tren hidup minimalis menjadi salah satu pilihan yang mendapat sambutan hangat.

Hal itu tidak terlepas dari besarnya biaya hidup saat ini, apalagi jika melihat di kota-kota besar. Adakalanya pula, gaya hidup tidak sejalan dengan pendapatan alias gaji per bulan.

Apa Itu Gaya Hidup Minimalis ala Jepang?

Melalui buku berjudul Good Bye Things - Hidup Minimalis ala Orang Jepang, Fumio Sasaki mengupas tuntas poin-poin penting terkait gaya hidup minimalis Jepang yang menginspirasi banyak anak muda untuk menerapkannya.

Pada dasarnya, gaya hidup minimalis ini merupakan cara untuk bertahan hidup dengan fokus utamanya pada mengurangi hal-hal yang dapat membatasi seseorang untuk melakukan hal-hal yang lebih penting.

Hidup minimalis pun sebenarnya bukan bersandar hanya pada sektor finansial. Pasalnya, gaya hidup ini pun menitikberatkan pada bidang-bidang lainnya, mulai dari internet hingga fashion sehingga dapat dikatakan sebagai “digital minimalist”.

Masyarakat di negara Jepang sendiri sudah lama dikenal dengan tren hidup minimalis yang mereka terapkan sejak lama.

Secara umum, masyarakat Jepang akan membeli barang-barang yang memang diperlukan dan tidak membeli barang-barang yang dianggap tidak akan terpakai alias terbuang. 

Gaya Hidup Minimalis Jepang

Setidaknya, terdapat 10 gaya hidup minimalis yang diterapkan oleh orang-orang di negara Jepang dalam keseharian mereka. Berikut ini ulasan selengkapnya.

1. Rapi

Rapi adalah ciri khas gaya hidup minimalis Jepang yang pertama. Dalam hal ini, segala hal mesti tertata rapi di mata orang Jepang.

Jika menerapkan gaya hidup ini maka kamu dapat mulai merapikan barang-barang yang tidak terpakai lagi. Ketika hendak merapikan barang-barang tersebut, kamu dapat memakai metode 90/90.

Adapun metodenya adalah dengan mencatat bahwa apakah barang-barang itu digunakan dalam 90 hari terakhir atau apakah ia akan dipakai dalam 90 hari mendatang.

Apabila kamu merasa tidak akan memakainya maka barang itu tidak lagi dipakai. Dengan demikian, barang itu bisa dibuang, dijual, atau diberikan kepada mereka yang lebih memerlukannya.

2. Beli Barang yang Diperlukan

Selanjutnya, belilah barang yang benar-benar diperlukan. Hal itu pun pada dasarnya akan berdampak baik terhadap finansial kamu ke depannya.

Sering kali, kita membeli sebuah barang tanpa pernah tahu seberapa diperlukan barang tersebut dalam kehidupan kita. Akhirnya, kita pun menjadi konsumtif.

Maka dari itu, tetaplah utamakan kebutuhan ketimbang keinginan. Di samping itu, kamu juga bisa membuat daftar apa saja barang yang akan dibeli sesuai dengan keperluan agar lebih hemat.

3. Memilih Produk yang Berkualitas

Kuantitas memang penting, tetapi kualitas sebuah produk adalah hal yang lebih penting untuk diutamakan saat memilih sebuah produk.

Sekalipun agak lebih mahal, tetapi jika produk tersebut lebih berkualitas maka kenapa tidak? Artinya, kamu lebih melihat pada sisi manfaatnya ketimbang sisi jumlahnya.

4. Lepaskan Ikatan Emosi terhadap Sebuah Barang

Punya ikatan emosi terhadap sebuah barang bisa dialami oleh siapa pun. Misalnya saja kamu punya kendaraan yang tidak terpakai lagi dan itu adalah motor pertama yang kamu beli dengan uang sendiri. 

Ada baiknya, kamu melepas motor itu ketimbang ia tidak lagi bermanfaat untuk kehidupan kamu dan hanya akan membuat kamu mengeluarkan biaya pemeliharaan lagi dan lagi.

Maka dari itu, sebaiknya kamu lepaskan ikatan emosi terhadap suatu barang agar kamu tidak sungkan atau merasa berat untuk menjualnya atau bahkan membuangnya.

5. Utamakan Pergantian Barang

Selanjutnya, kamu juga bisa mengutamakan pergantian barang dan bukan malah menambah jumlahnya. Ambil contoh, kamu punya banyak pakaian yang tidak lagi pernah dipakai.

Nah, daripada kamu menambah jumlah pakaian di lemari, akan lebih baik untuk membuangnya daripada menyimpannya terus-terusan.

Nantinya, kamu pun bisa saja membeli pakaian baru yang akan menggantikan fungsi pakaian sebelumnya yang sudah tidak layak pakai. 

6. Kurangi Perabotan Rumah Tangga

Bagi kamu yang ingin menerapkan gaya hidup minimalis ala orang dari Negeri Sakura, sebaiknya kamu mulai mengurangi perabotan rumah tangga yang dimiliki.

Jika kamu menyadarinya maka akan tampak bahwa rumah warga Jepang biasanya terlihat sangat luas dan lega.

Hal itu terjadi karena masyarakat dari negeri matahari terbit ini pada umumnya membeli perabotan rumah tangga yang benar-benar mereka perlukan.

7. Tahan Nafsu Belanja Barang Diskon

Berikutnya, gaya hidup yang bisa kamu terapkan adalah dengan menahan nafsu belanja terhadap barang-barang diskon dan promo.

Meski barang-barang itu pada dasarnya sedang kamu perlukan, tetapi sebaiknya tahan diri untuk tidak membelinya.

Pasalnya, boleh jadi barang lama yang kamu miliki masih bisa dimanfaatkan untuk saat ini sehingga tidak penting untuk membeli barang terbaru meski dilabeli dengan diskon dan promo.

8. Punya Tabungan dan Investasi yang Banyak

Punya tabungan dan investasi yang banyak juga menjadi tren hidup minimalis ala Jepang yang bisa kamu terapkan.

Perlu kamu ketahui, warga Jepang suka menabung. Hal itu membuat mereka memiliki dana darurat dalam kondisi krisis finansial.

Selain menabung, kamu juga bisa mencoba untuk berinvestasi. Pada dasarnya, investasi adalah upaya untuk mendapatkan passive income atau pendapatan pasif.

Nantinya, hasil investasi pun bisa kamu tabung sebagai persiapan untuk jaminan hari tua atau saat akan memasuki masa pensiun.

9.  Menggunaka Matras Tidur (Futon)

Selanjutnya, orang Jepang terkenal dengan aktivitas tidur mereka yang unik, yakni menggunakan futon atau matras tidur.

Matras futon ini sendiri sangat gampang untuk dipakai dan dapat disimpan kembali di lemari setelah digunakan.

Manfaat besarnya adalah hal itu akan mengurangi kepadatan ruangan seperti yang terjadi pada penggunaan matras atau kasur yang berukuran besar dan tidak dapat dilipat.

10. Mengurangi Peralatan Makan

Mengurangi jumlah peralatan makan juga menjadi tren hidup minimalis Jepang yang layak untuk ditiru.

Perlu diketahui bahwa masyarakat Jepang hanya menggunakan sedikit sekali peralatan makan dalam keseharian mereka.

Biasanya, peralatan makan dipakai oleh orang Jepang adalah dari jenis yang memang mereka pakai saja sehingga hal itu pun mengurangi tempat penyimpanan yang diperlukan.

Manfaat Menerapkan Gaya Hidup Minimalis

Selain bermanfaat secara finansial, pola hidup minimalis ala orang Jepang ini juga memberikan banyak manfaat lainnya. Berikut ini ulasan selengkapnya.

1. Kesehatan Finansial

Tren hidup minimalis tentunya dapat memberikan kesehatan dari sisi finansial. Hal itu karena kita sudah menentukan barang yang penting dan tidak sehingga finansial kita lebih stabil.

Dengan berhemat, kita pun akan mempunyai tabungan dan juga bisa berinvestasi untuk masa depan yang lebih baik nantinya.

2. Stres Finansial Berkurang

Manfaat kedua adalah stress finansial yang berkurang saat kita menerapkan pola hidup minimalis ala Jepang. Stres finansial ini dapat terjadi pada siapa saja, misalnya saat ada tagihan yang menumpuk.

Melalui pola hidup yang minimalis, stres finansial pun akan berkurang dan kita akan memiliki kehidupan yang lebih berkualitas.

3. Manfaat untuk Sesama

Gaya hidup yang satu ini juga berarti memberikan manfaat untuk sesama. Dalam artian, saat ada barang yang tidak terpakai dan bisa kita berikan kepada orang lain atau dijual, hal itu akan memberikan manfaat bagi mereka yang lebih memerlukannya.

Di samping itu, rasa bahagia pun akan lahir sebab kita tidak akan lagi melihat barang-barang yang sudah tidak terpakai dan telah diberikan kepada orang lain yang membutuhkannya.

Nah, itulah tadi ulasan terkait gaya hidup minimalis Jepang yang penting untuk diketahui dan  manfaatnya yang besar, baik bagi diri sendiri maupun sesama.

Tertarik untuk mencobanya? Kamu bisa mulai dari hal-hal kecil dan sederhana terlebih dahulu,  misalnya soal kerapian dan membeli barang yang diperlukan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index