Kemenparekraf Bentuk Indeks Khusus Emiten Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Kemenparekraf Bentuk Indeks Khusus Emiten Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Ilustrasi Kemeparekraf bentuk indeks khusus emiten pariwisata dan ekonomi kreatif (Foto: Canva Pro)

gaung.co.id — Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan pembentukan indeks khusus emiten sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. 

Hal itu dilakukan oleh Kemenparekraf/Baparekraf dalam upaya mendorong penguatan indeks saham di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tanah air dengan melakukan

Adapun pembentukan emiten khusus tersebut diharapkan bisa menarik lebih banyak investasi besar ataupun ritel ke depannya.

Menurut Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf/Baparekraf, Nia Niscaya, dalam “The Weekly Brief With Sandi Uno” yang berlangsung secara hybrid di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (15/7/2024), upaya pembentukan emiten parekraf tertulis di dalam penandatanganan MoU yang dilakukan antara Kemenparekraf dengan Samuel Sekuritas Indonesia pada 10 Juli 2024 yang lalu.

Dalam WBSU ini, pembahasan terfokus pada salah satu subsektor ekonomi kreatif, yaitu emiten industri film.

“Potensi dari emiten yang bergerak pada industri film sangat besar. Seperti yang diketahui bahwa industri film masih mempunyai cukup banyak ruang untuk tumbuh,” ujar Nia, seperti dikutip dari laman resmi kemenparekraf.go.id, Rabu (17/6/2024).

Beberapa indikatornya, di antaranya adalah meningkatnya jumlah penonton bioskop. Jumlah penonton bioskop di Indonesia di semester I tahun ini mencapai 40.000.000. Berpotensi melewati rekor tahun 2022 sebesar 55.000.000 penonton.

Di samping itu, juga perkembangan ekonomi digital yang memungkinkan film yang sudah tayang secara reguler di bioskop dapat tayang setelahnya di platform streaming.

“Tentu saja dengan semakin diperhatikannya sektor parekraf yang melantai di Bursa Efek Indonesia, kami berharap akan semakin berdampak kepada perekonomian nasional,”tutur Nia.

Dijelaskan Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Agustini Rahayu, kerja sama dengan Samuel Sekuritas bertujuan agar Kemenparekraf dapat memperoleh wawasan yang berharga, dukungan pengambilan keputusan, dan akses informasi terkini tentang emiten sektor parekraf, untuk mengembangkan dan melaksanakan strategi yang lebih efektif dalam rangka memajukan industri parekraf.

Ayu menambahkan, MoU ini bukan hanya berfokus pada sektor film, melainkan juga seluruh subsektor yang ada di pariwisata dan ekonomi kreatif. 

“Ada tiga hal utama yang dibahas dalam MoU, yaitu pembentukan indeks emiten pariwisata dan ekonomi kreatif, analisa dan pembahasan tren emiten saham sektor parekraf, serta pembahasan peluang emiten parekraf di bursa saham Indonesia,” sebut Ayu.

Sementara itu, Direktur Manajemen Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Zulkifli Harahap, menyatakan bahwa setelah MoU, Kemenparekraf bersama Samuel Sekuritas melakukan klasifikasi jenis usaha.  Pemetaan emiten ini dilakukan pada seluruh 13 bidang usaha pariwisata dan 17 subsektor ekonomi kreatif.

“Terdapat 33 emiten yang sudah diklasifikasi sehingga selanjutnya kami susun penyusunan indeks, agar emiten yang telah dipetakan, diklasifikasi sesuai dengan jenisnya. Terakhir finalisasi. Untuk itu, kami terus mendorong dan mendukung agar sektor Parekraf dapat berkibar di Bursa Efek Indonesia,” terang Zulkifli yang ikut hadir secara luring dalam kegiatan ini.

Dikatakan Senior Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Fitrah Faisal Hastiadi, jika melihat secara siklus maka biasanya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif masuk ke dalam kategori emiten yang sifatnya cyclical. Hal itu berarti bahwa sektor ini  yang mampu untuk kemudian berselancar dengan potensi pertumbuhan ekonomi.

“Kami akan melihat kecenderungan ekonomi akan lebih baik atau lebih buruk di tiap tahunnya berdasarkan kinerja salah satunya dari emiten yang berada di zona cyclical,” papar Fitrah.

Baru-baru ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan kategori baru yang disebut IDX Cyclical 30. Kategori ini merupakan indeks-indeks yang secara cyclical sangat tinggi dan menjadi patrol untuk emiten-emiten lainnya. Salah satunya yang masuk ke dalam kategori tersebut, yakni subsektor film.

“Sangat strategis sekali ketika Kemenparekraf melihat kinerja ekonomi, salah satunya dari kinerja emiten. Dan kalau kami melihat secara behavior, memang sektor ini adalah sektor yang mampu membantu pertumbuhan ekonomi ke depan. Dia tidak hanya menjadi leading indicator, tapi dia juga menjadi sumber pertumbuhan dan bahkan menjadi sektor yang bisa meng-off-set ketika ekonomi sedang turun,” tutur Fitrah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index